Dua Sahabat (lanjutan, 2)

Sebelum mengirim surat kepada Ani, Rini pergi ke taman. Taman itu banyak pohon buah dan sayuran. Buah dan sayurannya pun subur. Tanahnya hijau, subur, dan indah. Rini bermimpi kalau ada Ani, pasti asyik. Tapi kini Rini tak bersama Ani. Inilah surat yang di tulis Rini kepada Ani:

Kalimantan, 13 Mei 2004

Kepada

Sahabatku Ani

Jalan Mawar Nomor 4 RT 7 RW 5

Semarang

Sahabatku tercinta,

Bagaimana kabarmu? Semoga keluargamu sehat walafiat. Keluargaku juga sehat walafiat.

Bagaimana kabar di desa? Tentu baik-baik saja kan? Ani, aku akan menceritakan pengalamanku selama di Kalimantan.

Waktu aku baru sampai di sana, tanah dan tumbuhannya subur. Penduduk di sana ramah dan baik. Nama desa itu adalah desa Wulki. Setelah satu minggu aku ada di sana, ada lomba lari. Aku di pilih, karena lariku cepatkan? Di sana aku latihan lomba bersama Doni, Tuti, dan Soni. Aku menang. Lalu Pak RT memilihku. Aku masuk lomba se-provinsi. Perlombaan akan dilakukan 3 minggu lagi.

Ani, sehabis lomba lari. Katanya aku akan di ajak ke taman. Di taman itu, pohon buah dan sayurannya segar, enak, dan subur. Tanahnya subur, hijau, dan indah. Kalau ada kau, Ani. Pasti mengasyikan.

Oh ya, saat liburan semester aku akan menengok keadaan desa. Aku akan mengunjungi rumahmu. Tapi, aku lupa alamatnya. Ani, tolong segera balas ya? Aku tunggu. Jika tak dibalas, aku bisa melupakanmu, karena kita sahabat. Terima kasih telah membaca. Salam untuk keluargamu. Aku berdoa agar bisa mengunjungimu.

Sahabatmu,

Rini

Rini.

Ya, itulah surat yang ditulis Rini. Rini berharap sebelum kenaikan kelas Ani sudah membalas suratnya. Jika tidak, Rini tak akan mengunjungi rumah Ani. Tapi jika memang tukang pos belum memberikan, maka Rini tetap mengunjungi. Untuk mengetahui kalau Ani sudah menerima surat dari Rini, Rini selalu menelepon setiap hari. Rini terus heran, kenapa tukang pos tidak mengirimkan suratnya? Mungkin sedang dalam perjalanan. Tentu saja tukang pos harus bertanya. Dia kan, tinggal di Kalimantan. Mana bisa kenal Semarang. Kecuali, tukang pos itu mempunyai saudara di Semarang, tetapi dekat desa Rejo Sari. Semoga tukang pos cepat tiba di Semarang. Rini terus berdoa dan mengucapkan, “Semoga tukang pos cepat sampai ke rumah Ani, lindungilah dia ya Allah. Kabulkanlah doaku ini.” Tenyata, memang di kabulkan! Ani menelepon Rini. Rini ikut senang.

bersambung

Kalia (april 08)

Tinggalkan komentar